Berak Darah/ Koksidiosis
Koksidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang bernama Eimeria sp famili Eimeriidae atau yang lebih sering dikenal dengan penyakit berak darah, dimana Eimeria
ini mengivestasi bibit mikroorganisme kedalam sel tubuh sehingga
melahirkan gangguan kesehatan infestasi klinis yang merusakkan jaringan
pencernaan terutama usus. Akibatnya terjadi pada proses pencernaan
berupa gangguan metabolisme dan penyerapan zat makanan, bahkan
kehilangan darah dari rusaknya jaringan usus, dan hampir pasti rentan
terhadap penyakit lain dengan bercirikan diare berlendir warna
gelap/darah yang sangat bau, bulu berdiri, lesu, lemah, menekuk leher
(seolah seperti mengantuk), anemia, dehidrasi, kerdil.
Berak darah atau
sering disebut dengan koksidiosis disebabkan oleh protozoa dari genus
Eimeria. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak secara langsung
maupun tidak langsung seperti kontak dengan droplet dari unggas yang
terinfeksi. Pada saat unggas memakan koksidia, organisme ini akan
menginvasi usus dan mengakibatkan kerusakan dan kemudian mulai
berkembang biak. Beberapa minggu setelah terjadinya infeksi, koksidia
akan berubah menjadi oocyst. Oocyst masih belum cukup matur, meskipun
oocyst terdapat pada droplet, oocyst ini tidak dapat menginfeksi unggas
lain kecuali ia berkembang (sporulasi) menjadi bentuk yang lebih
matang di litter. Bentuk inilah yang dapat menyebabkan infeksi pada
unggas. Berat tidaknya penyakit ini tergantung dari jumlah protozoa yang
termakan. Di dalam peternakan, penyakit ini sangat mudah ditularkan
melalui alas kaki, baju, burung liar, peralatan, tempat pakan, serangga
atau rodent.
Penyakit koksi menyerang pada ayam semua
umur, akan tetapi umumnya lebih banyak menimbulkan akibat yang lebih
parah yaitu pada umur yang muda karena lebih rentan terhadap masuknya
penyakit. Kemungkinan kerugian yang ditimbulkan dari penyakit ini jelas
terjadi berupa kemerosotan produksi yang cukup signifikan, serta
menjadi pemicu gagalnya program vaksinasi, dengan titer antibody yang
diperoleh akan rendah dan tidak optimal dapat memicu timbulnya penyakit
lain seperti ND, Gumboro, Mareks bahkan Coryza atau biasa yang disebut infeksi sekunder.
Masa koksidiosis terjadi pada umur 3-6
minggu, untuk dibawah umur 3 minggu jarang terjadi. Di masa awal
kehidupan sampai 6 minggu merupakan saat pertumbuhan dan perkembangan
organ internal ayam (paru-paru, ginjal, jantung, hati dan usus), pada
masa ini parasit yang masuk ke tubuh akan menuju ke usus, dan di organ
ini akan melangsungkan siklus hidupnya, sebagian besar spesies ini
berkembang biak di usus halus. Di organ ini akan menyebabkan luka,
pendarahan dan kerusakan jaringan. Pendarahan ini terjadi karena
robeknya pembuluh darah di epithel oleh schizont
ataupun merozoit saaat menembus menuju lumen usus. Pendarahan mulai
terlihat pada hari ke-4 pasca infeksi, dan pada hari ke 5-6 pendarahan
terlihat lebih banyak. Kematian ayam akan terlihat mulai hari ke 4-6
setelah infeksi karena terjadi pendarahan hebat. Jika tidak mengalami
kematian makan hari ke 8-9 akan memasuki masa penyembuhan. Pada masa
penyembuhan ayam melakukan pembatasan sendiri (self limiting immunity),
kekebalan ayam terbentuk siklus sempurna setelah ada infeksi ulangan
3-4 kali siklus dan akan protektif dimana kekebalan tersebut bertahan
dalam waktu lama sepanjang ayam hidup.
Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah sbb:
- kotoran lembek cenderung cair dan berwarna coklat kehitaman kerena mengandung darah
- pertumbuhan terhambat
- napsu makan menurun
- pada pembedahan ayam yang mengalami kematian akibat penyakit ini akan ditemukan pada usus besarnya akan bengkak berisi darah.
Pencegahan
dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada ayam pada usia 4
hari. Biasanya kami akan memberikan vaksinasi ini dengan melakukan
penyemprotan pada pakan. Selain itu harus dilakukan sanitasi yang baik
pada kandang DOC. Pilihlah pakan yang sudah mengandung koksidiostat (
preparat pembunuh protozoa Eimeria).
No comments:
Post a Comment