Mungkin
temen-temen peternak tidak asing lagi mendengar kata "AMONIA". Wowww...
Apa itu amoniak?? oke kita akan bahas SEKARANG!!
Amonia NH3
adalah gas tidak berwarna berbau tajam dan sangat larut dalam air terdiri dari
nitrogen dan hidrogen. Sedangkan amonia pada kandang ayam ayam di hasilkan dari
kotoan ayam. meski sebenarnya kotoran ayam bisa terurai gas beracun lain
seperti H2S, CO2, dan Metana, namun di antara gas beracun tersebut yang paling
banyak menimbulkan masalah bagi kesehatan dan produktivitas ayam, serta
pemukiman adalah amonia. Menurut hasil penelitin, dalam satu hari seekor ayam
rata-rata bisa mengeluarkan kotoran sebanyak 0,15 kg, dan dari total kotoran
tersebut biasanya terkandung Nitrogen 2,94%. Sisa nitrogen inilah yang nantinya
akan menjadi sumber AMONIA.
Dampak negatif lain yang bisa ditimbulkan oleh cemaran gas
amonia, antara lain:
- Mengganggu mekanisme pertahanan pada saluran pernapasan ayam
Pada level 20 ppm, amonia bisa mengakibatkan siliostasis
(terhentinya gerakan silia atau bulu getar) dan desiliosis (kerusakan silia),
dan akhirnya merusak mukosa saluran pernapasan ayam. Akibatnya, ayam mudah
terserang penyakit pernapasan karena silia dan mukosa saluran pernapasan
merupakan gerbang pertahanan pertama yang dimiliki ayam. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ayam-ayam yang terpapar amonia selama masa brooding menjadi
rentan terserang penyakit ND dan lebih sulit melawan infestasi bakteri E. coli
di saluran pernapasan karena rusaknya silia dan mukosa di lokasi tersebut.
- Membuat ayam mengalami hipoksia.
Gas amonia bersama dengan gas CO2 yang terbentuk akan
mengakibatkan tekanan gas O2 dalam udara sekitar ayam menurun, sehingga ayam
mengalami kekurangan oksigen (hipoksia). Kondisi inilah yang akhirnya membuat
permukaan saluran pernapasan ayam bersifat anaerob (tekanan oksigen rendah) dan
bakteri Mycoplasma senang tinggal di lokasi tersebut. Akibatnya ayam sangat
mudah terserang CRD (ngorok) berkali-kali. Saat ayam terserang CRD, maka
tubuhnya pun menjadi lebih rentan terhadap berbagai serangan penyakit lain. Hal
ini karena serangan CRD dapat menyebabkan kerusakan silia dan mukosa saluran
pernapasan yang berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit. Jadi dengan tidak
berfungsinya silia dan mukosa akibat CRD, maka bibit penyakit lain pun akan
mudah masuk ke dalam tubuh ayam. Maka dari itu, di lapangan CRD jarang ditemui
dalam keadaan murni, alias kerap berkolaborasi dengan penyakit lain.
Kejadian CRD yang paling sering adalah berkolaborasi dengan
colibacillosis atau lebih dikenal dengan CRD kompleks. Di sinilah masalah
serius muncul. Kasus CRD kompleks bisa memicu mortalitas hingga angka 10-15%,
atau bahkan bisa mencapai 20%. Sementara pada CRD murni, kematian yang
ditimbulkan terbilang rendah, sekitar 5% atau bahkan tidak ada.
- Mengganggu pembentukan kerangka tubuh dan kerabang telur
Menurut penelitian, gas amonia dengan kadar > 30 ppm
dapat mengakibatkan kondisi alkalosis (Ph cairan tubuh, termasuk cairan plasma
darah bersifat basa) pada ayam. Jika plasma darah bersifat basa, maka sebagian
besar protein plasma akan mengikat ion kalsium darah (yang sebelumnya berupa
ion bebas yang akan disimpan dalam jaringan tulang dan saluran telur
(oviduct)). Akibatnya, pembentukan tulang/kerangka tubuh ayam pun terganggu dan
kerabang telur yang dihasilkan menjadi lebih tipis.
Selain dampak di atas, ternyata masih ada lagi dampak
negatif akibat paparan gas amonia ini. Satu di antaranya ialah timbul gangguan
pembentukan kekebalan tubuh, baik yang bersifat lokal maupun humoral. Kekebalan
lokal (IgA) yang terdapat dalam saluran pernapasan atas, produksinya akan
mengalami gangguan akibat rusaknya sel-sel epitel oleh iritasi amonia.
Sedangkan kadar amonia yang tinggi dalam darah (akibat terhisap dalam jumlah
besar) menyebabkan stres pada sel-sel limfosit sehingga produksi antibodi (IgG
dan IgM) juga mengalami gangguan.
Cara Mengatasi Amonia:
- Cara Pertama ( Pengerukan Kotoran Dilakukan 3 hari sekal )
Persiapkan kandang seperti biasanya, pada waktu umur
14 hari / kotoran mulai dijatuhkan ( turun sekam ) beri alas pada tempat
jatuhnya kotoran dengan Serbuk kulit kelapa ( Emput ), serbuk gergaji (
bahan yang dapat memberi rongga pada kotoran ) setelah kotoran ayam jatuh dalam
waktu beberapa hari dan mengeluarkan bau mulailah melakukan penyemprotan
menggunakan obat ( terserah mau pake obat apa aja )
- Cara Kedua ( Pengerukan Kotoran Dilakukan 1 Kali dalam 1 Periode )
Persiapkan kandang seperti biasanya, pada waktu umur
14 hari / kotoran mulai dijatuhkan ( turun sekam ) beri alas pada tempat
jatuhnya kotoran dengan Serbuk kulit kelapa ( Emput ) dengan takaran sampai
pengerukan emput bias seimbang dengan kotoran yang jatuh, setelah kotoran ayam
jatuh lakukan pembalikan setiap hari dengan tujuan agar kotoran dapat
dipisahkan menjadi ukuran kecil – kecil, kotoran mudah kering, bau tidak
menyengat, pertumbuhan belatung bisa ditekan sampai 80%,.
No comments:
Post a Comment