Sunday 18 September 2016

Tips Tips Mengtasi bau amoniak

Mungkin temen-temen peternak tidak asing lagi mendengar kata "AMONIA". Wowww... Apa itu amoniak?? oke kita akan bahas SEKARANG!!

Amonia NH3 adalah gas tidak berwarna berbau tajam dan sangat larut dalam air terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Sedangkan amonia pada kandang ayam ayam di hasilkan dari kotoan ayam. meski sebenarnya kotoran ayam bisa terurai gas beracun lain seperti H2S, CO2, dan Metana, namun di antara gas beracun tersebut yang paling banyak menimbulkan masalah bagi kesehatan dan produktivitas ayam, serta pemukiman adalah amonia. Menurut hasil penelitin, dalam satu hari seekor ayam rata-rata bisa mengeluarkan kotoran sebanyak 0,15 kg, dan dari total kotoran tersebut biasanya terkandung Nitrogen 2,94%. Sisa nitrogen inilah yang nantinya akan menjadi sumber AMONIA.


Dampak negatif lain yang bisa ditimbulkan oleh cemaran gas amonia, antara lain:
  •     Mengganggu mekanisme pertahanan pada saluran pernapasan ayam
Pada level 20 ppm, amonia bisa mengakibatkan siliostasis (terhentinya gerakan silia atau bulu getar) dan desiliosis (kerusakan silia), dan akhirnya merusak mukosa saluran pernapasan ayam. Akibatnya, ayam mudah terserang penyakit pernapasan karena silia dan mukosa saluran pernapasan merupakan gerbang pertahanan pertama yang dimiliki ayam. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ayam-ayam yang terpapar amonia selama masa brooding menjadi rentan terserang penyakit ND dan lebih sulit melawan infestasi bakteri E. coli di saluran pernapasan karena rusaknya silia dan mukosa di lokasi tersebut.
  • Membuat ayam mengalami hipoksia.
Gas amonia bersama dengan gas CO2 yang terbentuk akan mengakibatkan tekanan gas O2 dalam udara sekitar ayam menurun, sehingga ayam mengalami kekurangan oksigen (hipoksia). Kondisi inilah yang akhirnya membuat permukaan saluran pernapasan ayam bersifat anaerob (tekanan oksigen rendah) dan bakteri Mycoplasma senang tinggal di lokasi tersebut. Akibatnya ayam sangat mudah terserang CRD (ngorok) berkali-kali. Saat ayam terserang CRD, maka tubuhnya pun menjadi lebih rentan terhadap berbagai serangan penyakit lain. Hal ini karena serangan CRD dapat menyebabkan kerusakan silia dan mukosa saluran pernapasan yang berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit. Jadi dengan tidak berfungsinya silia dan mukosa akibat CRD, maka bibit penyakit lain pun akan mudah masuk ke dalam tubuh ayam. Maka dari itu, di lapangan CRD jarang ditemui dalam keadaan murni, alias kerap berkolaborasi dengan penyakit lain.

Kejadian CRD yang paling sering adalah berkolaborasi dengan colibacillosis atau lebih dikenal dengan CRD kompleks. Di sinilah masalah serius muncul. Kasus CRD kompleks bisa memicu mortalitas hingga angka 10-15%, atau bahkan bisa mencapai 20%. Sementara pada CRD murni, kematian yang ditimbulkan terbilang rendah, sekitar 5% atau bahkan tidak ada.

  •     Mengganggu pembentukan kerangka tubuh dan kerabang telur
Menurut penelitian, gas amonia dengan kadar > 30 ppm dapat mengakibatkan kondisi alkalosis (Ph cairan tubuh, termasuk cairan plasma darah bersifat basa) pada ayam. Jika plasma darah bersifat basa, maka sebagian besar protein plasma akan mengikat ion kalsium darah (yang sebelumnya berupa ion bebas yang akan disimpan dalam jaringan tulang dan saluran telur (oviduct)). Akibatnya, pembentukan tulang/kerangka tubuh ayam pun terganggu dan kerabang telur yang dihasilkan menjadi lebih tipis.

Selain dampak di atas, ternyata masih ada lagi dampak negatif akibat paparan gas amonia ini. Satu di antaranya ialah timbul gangguan pembentukan kekebalan tubuh, baik yang bersifat lokal maupun humoral. Kekebalan lokal (IgA) yang terdapat dalam saluran pernapasan atas, produksinya akan mengalami gangguan akibat rusaknya sel-sel epitel oleh iritasi amonia. Sedangkan kadar amonia yang tinggi dalam darah (akibat terhisap dalam jumlah besar) menyebabkan stres pada sel-sel limfosit sehingga produksi antibodi (IgG dan IgM) juga mengalami gangguan.
 


Cara Mengatasi Amonia:

  • Cara  Pertama ( Pengerukan Kotoran Dilakukan 3 hari sekal )
Persiapkan kandang seperti biasanya, pada waktu umur 14 hari / kotoran mulai dijatuhkan ( turun sekam ) beri alas pada tempat jatuhnya kotoran dengan Serbuk kulit kelapa ( Emput ), serbuk  gergaji ( bahan yang dapat memberi rongga pada kotoran ) setelah kotoran ayam jatuh dalam waktu beberapa hari dan mengeluarkan bau mulailah melakukan penyemprotan  menggunakan obat ( terserah mau pake obat apa aja )

  • Cara Kedua ( Pengerukan Kotoran Dilakukan 1 Kali dalam 1 Periode )
Persiapkan kandang seperti biasanya, pada waktu umur 14 hari / kotoran mulai dijatuhkan ( turun sekam ) beri alas pada tempat jatuhnya kotoran dengan Serbuk kulit kelapa ( Emput ) dengan takaran sampai pengerukan emput bias seimbang dengan kotoran yang jatuh, setelah kotoran ayam jatuh lakukan pembalikan setiap hari dengan tujuan agar kotoran dapat dipisahkan menjadi ukuran kecil – kecil, kotoran mudah kering, bau tidak menyengat, pertumbuhan belatung bisa  ditekan sampai 80%,.

No comments:

Post a Comment